Diresmikan, Interkoneksi Listrik Batam-Bintan Jadi Contoh Nasional

Share it:

PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) meresmikan pengoperasian Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kv interkoneksi listrik Batam-Bintan (Babin) dan Gardu Induk (GI) Pulau Bintan. Peresmian dibarengi dengan acara syukuran yang digelar di Kecamatan Bintan Timur, Bintan, Jumat (23/9).
Dirut PT PLN Pusat, Sofyan Basir, mengatakan penarikan jalur transmisi 150 kV interkoneksi listrik Batam-Bintan (Babin) telah rampung (energize) dan tersambung ke seluruh wilayah Kabupaten Bintan sejak Agustus 2016. Proyek ini rampung dalam waktu tiga bulan atau lebih cepat dari target selesai hingga 2017.
Sofyan menjelaskan, SUTT 150 kv ini dimulai dari Tanjunguban-Sri Bintan sepanjang 28 kilometer-route (kmr), Sri Bintan-Air Raja 38 kmr, dan Air Raja-Kijang 20 kmr.
“Dengan adanya kerjasama yang baik dari seluruh pihak, mulai dari Pemda, BIN, Kejati, dan pihak lain, PLN mampu mempercepat penarikan jalur transmisi sebesar 150 kV,” ujar Sofyan Basir di hadapan tamu undangan.
Dijelaskannya, kerjasama antara PLN dengan sejumlah pihak di Kepri untuk mendukung keberhasilan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan dibentuk ke dalam Tim Pengawalan dan Pengamanan Pemerintahan dan Pembangunan (TP4P) Kejaksaan Agung RI. Kemudian juga diwujudkan dengan ditandatanganinya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional dan Perpres Nomor 4 Tahun 2016 tentang Percepatan Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Dengan adanya Perpres tersebut, sambungnya, gubernur serta bupati/walikota selaku penanggungjawab proyek strategis nasional di daerah diwajibkan juga memberikan perizinan dan non-perizinan yang diperlukan untuk memulai pelaksanaan proyek tersebut sesuai kewenangannya. Antara lain penetapan lokasi, izin lingkungan, dan izin mendirikan bangunan (IMB).
“Agar proyek pembangunan SUTT dan GI di Pulau Bintan ini menjadi role model atau contoh bagi wilayah lainnya, maka untuk penyelesaian permasalahan yang berkaitan dengan perizinan dan non-perizinan proyek tersebut didukung dan dikawal oleh pemda setempat, kejaksaan, kepolisian dan BIN,” bebernya.
Keberhasilan interkoneksi listrik Babin yang merupakan salah satu mega proyek dari program kelistrikan Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) sebesar 35.000 MW itu juga tak terlepas dari banyaknya dukungan yang diberikan oleh masyarakat atau pemilik lahan serta tim tenaga kerja. Sebab mereka semua ikut membantu setiap proses pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan tersebut, dari pembebasan lahan yang dilintasi jalur SUTT hingga pendirian 256 tapak tower listrik sepanjang Jalur Lintas Barat Tanjunguban-Tanjungpinang sampai dengan Kijang.
“Ini juga hasil kerja keras seluruh tim. Hampir 1.500 tenaga kerja kami kerahkan siang dan malam. Semua ini dilakukan hanya untuk mempercepat proyek interkoneksi dan alhamdulillah semuanya berjalan lancar,” katanya.
Perlu diketahui bersama, kata dia, sistem kelistrikan Pulau Bintan yang mengunakan sistem interkoneksi Babin dengan SUTT 150 kV daya mampunya meningkat sebesar 180 MW. Itu semua diperkuat dengan masuknya sistem Gardu Induk (GI) Tanjunguban 30 MVA, GI Sri Bintan 30 MVA, GI Air Raja 2×30 MVA, GI Kijang 30 MVA, dan MVA dan GI Ngenang 10 MVA. Kemudian juga Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) 20 kV mulai dari Tanjunguban hingga Kota Tanjungpinang. Dengan SUTM itu daya yang terpasang sebesar 115,3 MW yang berasal dari sistem Tanjunguban, PLTD Suka Berenang, PLTD Air Raja, PLTU Galang Batang, dan PLTMG CNG Tokojo. Kemudian untuk PLTMG Dompak dengan total daya mampu sebesar 75,2 MW, sedangkan beban puncaknya di Pulau Bintan sebesar 65,1 MW.
Dengan beroperasinya jalur transmisi dan GI 150 kV interkoneksi Babin, maka PLN dapat melakukan efisiensi biaya yang cukup siginifikan dengan menghemat sekitar Rp 11,46 miliar per bulan dari beban yang saat ini digunakan sebesar 34 MW. Bahkan jika keseluruhan bebannya sudah beralih semua ke sistem interkoneksi, maka penghematan biaya operasionalnya dapat mencapai sekitar Rp 24,7 miliar per bulan. Tapi itu akan dilakukannya secara bertahap dengan cara mengganti pasokan listrik dari PLTD dan PLTMG sewaan PLN di Pulau Bintan menjadi sistem interkoneksi.
“Kapasitas interkoneksi Batam-Bintan yang cukup besar hingga mencapai 180 MW. Oleh karena itu, PLN dapat menambah sekitar 2.422 pelanggan yang telah masuk waiting list atau penyambungan baru dari total 112.264 pelanggan. Selain itu, PLN membuka lebar kesempatan bagi industri yang hendak beralih dari yang sebelumnya adalah pelanggan pembangkit sewa menjadi pelanggan PLN,” jelasnya.
Dia berharap, interkoneksi listrik Babin ini dapat meningkatkan rasio elektrifikasi dapat menjadi katalisator pembangunan ekonomi dan industri di Pulau Bintan. Serta mengurangi pemakaian bahan bakar minyak (BBM) hingga lebih dari Rp 24 miliar per bulannya.
Jaksa Agung Muda Intelijen, Adito Darisman, mengakui bahwa rampungnya interkoneksi listrik Babin yang hanya menelan waktu tiga bulan dikarenakan peran aktifnya Pengawalan dan Pengamanan Pemerintahan dan Pembangunan (TP4P) Kejaksaan Agung RI. Upaya yang telah dilaksanakan di antaranya pengawalan dan pengamanan, perencanaan, pelaksanaan maupun pemanfaatan hasil pembangunan, termasuk dalam upaya mencegah timbulnya penyimpangan dan kerugian negara.
“Semoga rekan-rekan dari Kejati lainnya bisa menggunakan sistem yang dibuat di Kepri. Sehingga mega proyek yang dicetuskan Presiden RI dengan kelistrikan 35.000 MW se Indonesia bisa terealisasikan secepatnya,” katanya.
Sementara itu, Gubernur Kepri, Nurdin Basirun memberikan apresiasi terhadap PLN atas rampungnya proyek Interkoneksi Babin tersebut. Namun, dia mengingatkan kembali bahwa di balik itu semua masih ada sejumlah pekerjaan rumah yang harus diselesaikan khususnya pulau di kawasan pesisir yang masih belum mendapat penerangan energi listrik dari PLN.
“Di pulau-pulau masih menggunakan genset. Dan itu hanya bisa di pakai malam hari saja bahkan tidak lama,” ujarnya.
Nurdin mengatakan, kebutuhan masyarakat terhadap listrik kian hari makin tinggi. Kecukupan listrik sejatinya dapat menggerakkan perekonomian suatu daerah. Menurutnya listrik menjadi jantung pembangunan Kepri baik itu saat ini, maupun ke depannya.
“Listrik itu jantung segala pembangunan. Sehingga menjadi infrastruktur yang sangat penting. Kita bersyukur interkoneksi listrik Batam-Bintan selesai,” ujar Nurdin.
Masih kata Gubernur, tuntasnya interkoneksi ini memang sudah lama dinanti masyarakat. Segala aktivitas yang terkait dengan kebutuhan listrik akan semakin produktif. Hadirnya interkoneksi listrik Babin ini menjadi semangat baru bagi pembangunan Kepri, khususnya di Pulau Bintan.
“Tentu ini menjadi spirit bagi kita dalam mempercepat pembangunan daerah. Mudah-mudahan interkoneksi juga membawa peningkatan kesejahteraan,” jelas Nurdin.
Jaksa Agung Muda Kejaksaan Agung RI, Adi Togarisman, dalam kesempatan itu mengatakan pihaknya akan selalu bersedia untuk melakukan bimbingan terhadap berbagai proyek. Sehingga pada akhirnya tidak ada yang korupsi dan tujuan untuk mensejahterakan masyarakat tercapai.
“Proyek kelistrikan di Kepri akan menjadi contoh untuk daerah lainnya di Indonesia,” kata mantan Kajati Kepri ini.
Adi mengucapkan terima kasih atas dukungan pihak pemda dan seluruh masyarakat Bintan serta Provinsi Kepri terhadap proyek ini.
Acara syukuran kemarin juga dihadiri Direktur Pemasaran Regional PT PLN se Sumatera, Amir Rosidin, Kepala Kejaksaan Tinggi (Kejati) Kepri, Andar Perdana W, General Manager (GM) Unit Induk Pembangunan (UIP) II PT PLN Medan, Jurlian Sitanggang, Wakil Bupati Bintan Dalmasri Syam, Badan Intelijen Negara (BIN) Perwakilan Daerah Kepri, dan sejumlah pejabat Pemprov Kepri dan Pemkab Bintan. Dalam acara itu, PT PLN memberikan bantuan kepada anak yatim Yayasan Miftahul sebesar Rp 25 juta
source : internet
IndraBlissPark.com  |  +62 822-4545-5452
Share it:

infrastructure

Post A Comment:

0 comments: