Tanjungpinang – Jumlah investasi di Kepri tahun 2015 meningkat dari pada tahun sebe-lumnya atau tahun 2014. Data yang diperoleh dari Badan Penanaman Modal Pelayanan Satu Pintu (BPMPTSP) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) tercatat jumlah investasi dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebanyak 159 investor. Dengan nilai investasi mencapai Rp 12.504.063.700.000.
”Angkanya lebih tinggi bila dibandingkan dengan tahun 2014 yang investasinya hanya 82 dannilai investasinya sekitar tiga triliun,” ujar Kepala Sub Bidang Pendataan Perizinan BPMPTSP Provinsi Kepri, Erwin, Senin (18/1).
Sedangkan untuk investasi Penanaman Modal Asing (PMA) pada tahun 2015 juga mengalami peningkatan bila dibandingkan pada tahun 2014.
Di tahun 2015 kata dia, jumlah PMA di Provinsi Kepri sebanyak 222 investor, sedangkan tahun 2014 sebanyak 203 investor. Untuk nilai investasi pada tahun 2014 sebanyak 2.384.365.8 USD dan tahun 2015 sebanyak 2.509.102.3 USD.
”Data itu kami peroleh dari data SPIPISE dari setiap kabupaten/kota,” ujarnya.
Dalam SPIPISE (Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi Secara Elektronik, red) itu kata dia data yang diinput adalah data tentang pengurusan izin prinsip, penamaman modal dan perluasan operasi.
”Hampir di setiap kabupaten kota sudah menggunakan SPIPISE ini. Bahkan di tahun 2016 ini sudah banyak juga investor yang melakukan pengurusan izin prinsip melalui SPIPISE,” tutur-nya.
Dipaparkannya, tahun 2015 lalu Kabupaten Karimun menempati ranking pertama untuk jumlah investor PMDN dengan jumlah investasi sebanyak 104 investasi dengan nilai investasi sebesar Rp 6.946.855.000 serta jumlah serapan tenaga kerja sebanyak 6.818 orang.
Sedangkan untuk PMA, Kota Batam masih menempati tempat teratas untuk PMA. Dengan jumlah investor sebanyak 68 perusahaan, nilai investasinya sebesar 115.879.700 USD dan serapan tenaga kerja sebanyak 4.660.
Sepanjang tahun 2015, tercatat ada lima negara yang paling dominan dalam menanamkan investasinya di Kepri. Yaitu, Singapura, Perancis, British Virgin Island, Tiongkok, dan Malaysia.
Erwin pun menyimpulkan, walaupun secara global ekonomi mengalami keleseuan. Namun, hal itu tidak mempengaruhi jumlah investasi di Provinsi Kepri.
”Kalau berdasarkan izin prinsip itu, investasi kita tidak turun. Kenaikan yang paling siginifikan itu dari PMDN,” tuturnya.
Sementara itu, Penjabat Gubernur Kepri Nuryanto menyebut polemik pembubaran Badan Pengusaha (BP) Batam, sama sekali tidak mengganggu iklim investasi di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).
”Karena itukan (pembubaran BP Batam, red) pada prinsipnya pemerintah ingin membenahi,” ujarnya.
Nuryanto melanjutkan, niat pemerintah pusat untuk membubarkan BP Batam sejatinya hanya untuk menciptakan iklim investasi yang lebih baik. Sehingga proses perizinan dapat menjadi lebih mudah, lebih murah, dan lebih baik.
”Jadi tidak perlu dikhawatirkan. Malah justru harus bersyukur karena kalau selama ini satu bulan dua bulan. Dengan adanya pembenahan ini mungkin bisa satu dua hari,” ujarnya.
Disinggung soal peluang investasi di tahun 2016 ini, Nuryanto mengatakan, hal itu diharapkan dapat berjalan sebagaimana mestinya.
Memang diakuinya, sepanjang tahun 2015 dan awal tahun 2016 ini, ada beberapa pengusaha yang mengkhawatirkan tentang demonstrasi para buruh.
”Untuk itu pemerintah akan menciptakan iklim ekonomi yang baik. Bagaimana kita berbicara dengan buruh dan serikat supaya tidak banyak mengganggu ketenangan dalam berusaha. Ciptakan iklim ekonomi yang baik,” tuturnya.
sources : internet
Post A Comment:
0 comments: