Singapura Tertarik Tanam Uang di Batam, Menlu Singapura Sambangi Luhut
Jakarta, CNN Indonesia -- Singapura menyatakan minatnya untuk menanamkan investasi besar di Batam dan pulau lain di sekitarnya. Untuk memperoleh kepastian perizinan, Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan menyambangi kantor Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan.
Luhut menjelaskan pertemuannya dengan Balakrishnan didampingi Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara tidak hanya membahas soal investasi, namun juga menyinggung kendali ruang udara, dan implementasi kesepakatan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).
"Dia banyak menanyakan soal ekonomi dan masalah kepastian yang akan pemerintah Indonesia berikan karena Singapura berencana meningkatkan nilai investasinya di Indonesia,” ujar Luhut usai pertemuan, Selasa (12/1).
Selain Batam, Balakrishnan mengatakan perusahaan-perusahaan yang berbasis di Singapura juga menunjukkan minat investasi yang tinggi di Kepulauan Bintan, Kepulauan Riau, dan juga di Karimun, Jawa Tengah.
"Saya jelaskan kepada mereka bahwa pemerintah sedang memfinalisasi peraturan baru terkait kajian yang dilakukan Universitas Indonesia (UI),” ucapnya.
Sebelumnya, pada rapat terbatas di Istana Negara tentang harmonisasi pengembangan serta pembangunan kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas di Pulau Batam, Bintan dan Karimun, pemerintah ingin mengakhiri dualisme kewenangan investasi di Batam antara Badan Pengusahaan Batam dan Pemerintah Kota Batam.
Pemerintah lantas mengundang tim dari UI untuk mengkaji solusi terbaik terhadap duplikasi birokrasi dan tumpang tindih kewenangan antara kedua lembaga itu.
Luhut menuturkan, Vivian menyampaikan apresiasi negaranya terhadap Indonesia yang mampu menjamin keamanan dalam negeri. "Investor Singapura semakin percaya diri datang ke Indonesia," katanya.
Sepanjang 2015, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyatakan realisasi penanaman modal berhasil menembus angka Rp540 triliun atau lebih tinggi 4 persen dibanding realisasi 2014 sebesar Rp519,5 triliun. Angka tersebut lebih besar dibanding ekspektasi sebelumnya yaitu Rp530 triliun.
Kepala BKPM Franky Sibarani menyebut negara-negara yang menyuntikkan modal ke Indonesia paling banyak sepanjang tahun lalu masih didominasi oleh Malaysia, Jepang, Korea Selatan, Singapura, dan Amerika Selatan
sources : internet
Post A Comment:
0 comments: